Seiring berkembangnya dunia bisnis, kebutuhan akan transparansi laporan keuangan semakin meningkat. Agar informasi keuangan dapat dipahami oleh semua pihak, perusahaan perlu mengikuti standar yang sama. Di Indonesia, hal ini diwujudkan melalui penerapan standar akuntansi di Indonesia, yang disusun dan diperbarui oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Artikel ini akan membahas sejarah, jenis, hingga tantangan penerapan standar akuntansi di Indonesia, serta manfaatnya bagi dunia usaha.
Sejarah Standar Akuntansi di Indonesia
Sebelum adanya standar yang baku, perusahaan di Indonesia membuat laporan keuangan sesuai kebutuhannya masing-masing. Hal ini menimbulkan kebingungan karena laporan antar perusahaan tidak dapat dibandingkan.
Pada tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia mulai menyusun Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang menjadi pedoman utama. Sejak itu, standar akuntansi di Indonesia terus disesuaikan agar selaras dengan IFRS yang berlaku secara global.
Jenis Standar Akuntansi di Indonesia
Ada beberapa jenis standar akuntansi di Indonesia yang biasa digunakan sebagai berikut.
1. PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)
PSAK berlaku untuk perusahaan besar, terutama yang terdaftar di pasar modal. PSAK ini mengadopsi IFRS sehingga laporan keuangan perusahaan Indonesia dapat dibandingkan dengan perusahaan internasional.
2. SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik)
SAK ETAP diperuntukkan bagi usaha kecil menengah yang tidak terikat kewajiban melaporkan keuangan ke publik. Standar ini lebih sederhana dibandingkan PSAK penuh, tetapi tetap menjaga kualitas laporan.
Baca Juga: 9 Istilah-Istilah dalam Akuntansi, Perlu Diketahui!
3. SAK EMKM (Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah)
Standar ini khusus dibuat untuk usaha mikro. Dengan bahasa sederhana dan laporan yang ringkas, SAK EMKM memudahkan UMKM menyusun laporan keuangan tanpa terbebani aturan yang terlalu kompleks.
Penyesuaian dengan IFRS
Sejak tahun 2012, Indonesia melakukan konvergensi dengan IFRS. Tujuannya agar laporan keuangan perusahaan Indonesia dapat diakui di kancah global, mendukung investasi asing, dan meningkatkan daya saing.
Tantangan Penerapan Standar Akuntansi
- Kurangnya pemahaman SDM: Banyak UMKM kesulitan menerapkan standar karena keterbatasan tenaga akuntansi.
- Perubahan regulasi yang cepat: Perusahaan harus terus memperbarui sistem sesuai PSAK terbaru.
- Biaya implementasi: Penyesuaian sistem akuntansi memerlukan investasi besar, terutama bagi perusahaan publik.
Manfaat Penerapan Standar Akuntansi di Indonesia
- Meningkatkan transparansi laporan keuangan.
- Membangun kepercayaan investor karena data lebih dapat diandalkan.
- Mendukung kepatuhan regulasi dan mengurangi risiko sanksi.
- Mendorong pertumbuhan bisnis melalui laporan yang dapat dibandingkan secara internasional.
Penerapan standar akuntansi di Indonesia adalah langkah strategis bagi bisnis modern. Dengan mengikuti PSAK, SAK ETAP, maupun SAK EMKM, perusahaan tidak hanya memenuhi kewajiban regulasi tetapi juga meningkatkan kredibilitas di mata investor dan publik.
Standar akuntansi bukan sekadar aturan teknis, melainkan alat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang transparan dan berkelanjutan.
Baca Juga: 4 Format Buku Besar Akuntansi Paling Populer dan Cara Penggunaannya